Terbukti dari beredarnya berita Smartfren Telecom Tbk. (Smartfren) dan Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) menandatangani kerjasama dalam kolaborasi penyelenggaraan jaringan.
Langkah kolaborasi ini adalah komitmen kedua operator untuk mendorong peralihan teknologi CDMA menuju layanan 4G berbasis LTE FDD. Jika ini terlaksana maka pelanggan BTEL dan Smartfren bukan hanya mendapatkan layanan yang berkualitas tapi di masa mendatang dapat berkesempatan menikmati layanan 4G berbasis LTE FDD.
Hal ini sangat sejalan dengan langkah pemerintah yang telah menetapkan frekuensi 800 Mhz sebagai frekuensi yang netral teknologi sehingga seluruh pelanggan Esia dan Smartfren dapat terus menikmati layanan telekomunikasi yang murah dan berkualitas tinggi yang selama ini didapatkan dari teknologi CDMA.
Perusahaan riset Frost & Sullivan menjelskan dalam analisis terbarunya, pasar LTE menghasilkan pendapatan $ 947.200.000 di seluruh dunia pada tahun 2012, diproyeksikan akan terus tumbuh meningkat empat kali lipat mencapai Rp 3 triliun lebih di tahun 2019.
"LTE menjadi populer terhadap smartphone dan terlebih lagi pada pengguna tablet, yang memerlukan sistem pengiriman data lebih cepat,"
Dengan ekspansi LTE semakin tak terelakkan, maka permintaan untuk pengujian akan tumbuh secara eksponensial mengingat sifat kompleks penyebaran jaringan LTE karena standar Multiple Input Multiple Output (MIMO).
Namun, untuk mengakomodasi berbagai tingkat kompleksitas membutuhkan waktu dan investasi dalam penelitian dan pengembangan (R & D), yang dapat menghambat kedua pasar alat uji LTE ini.
Industri telekomunikasi saat ini sedang menghadapi tugas yang kompleks untuk mengintegrasikan teknologi baru, termasuk LTE, band frekuensi yang berbeda ke berbagai jaringan dan perangkat.
0 comments:
Posting Komentar